Minggu, 13 September 2015

Islam yang (katanya) Rahmatan lil 'aalamiin

Bismillahirrohmaanirohiim.

Orang luar tak percaya jika kita sebut Islam adalah rahmat bagi semua alam, bagi seluruh manusia, seluruh ras dan suku bangsa di seluruh dunia, bagi hewan2, dari hewan ternak, buas, serangga, ikan, burung, sampai yang melata, bagi tumbuhan, yang menjulang tinggi maupun yang menyembul di antara bebatuan di dalam gua, bagi alam semesta, gunung2, lautan, udara, tanah, air, bumi sampai di luar tujuh lapis langit.

Kenapa? Simpel, karena kita tidak dapat mencerminkan sifat tersebut dalam diri kita.
Kenapa? Simpel, karena diri kita pun sebenarnya (hampir) tak mengenali agama kita sendiri.
Kebanyakan kita adalah hanya mewarisi embel2 agama dalam kolom KTP dari orangtua kita, tanpa benar2 mengkaji bagaimana beragama Islam yang benar.

Lalu kita berkoar tentang Indahnya dunia dalam naungan cahaya Allah.
Fiuh, bermimpi pun kita tak sanggup sejauh itu.

Kita mudah percaya saat ada kabar konflik, sesumbar lalu menebar benci.
Padahal itu hanyalah menampilkan figur siapa diri kita di dalamnya.

Memang jihad itu wajib, tapi jihad yang mana dulu? Nabi dan para shahabat yang mulia tidak serta merta melakukan peperangan perlawanan.

Mereka terlebih dahulu berjihad dalam kesabaran menuntut ilmu kepada Nabi SAW. Diam2, diboikot, dimusuhi, dizholimi, tanpa pernah membalas.
Lalu masih jauh daripada itu, Sang Nabi yang mulia dengan sabar setiap hari menyuapi Yahudi buta yang memaki beliau di pintu Mekkah.
Lalu masih jauh daripada itu, Nabi Muhammad SAW yang mulia bersabar dalam berjihad untuk membawa risalah perdamaian ini. Ditimpuki batu saat dakwah beliau di kota Thaif. Beliau jawab dengan cinta saat Sang Jibril ingin meng-azab mereka yang telah melukai Sang Nabi.
Mereka yang memusuhi kita adalah sebagian besar karena tidak mengetahui hakikat cinta dalam agama kita.
Sudah menjadi kewajiban kita untuk mengenalkan Islam kepada seluruh bumi. Dengan cinta.
Dan masih jauh pula jalan kita di Indonesia seharusnya.

Bagi yang menolaknya, lalu siapa teladan dan Nabi kalian?
Bagi yang ingin mengikuti hawa nafsu kalian, lalu siapa Tuhan kalian?

Mana langkah kita utk mengenal agama kita?
Mana langkah kita utk berdakwah membawa pesan cinta Rahmatan lil Aalamiin?

Mari saudaraku semua, kajilah kembali ilmu agama kita, Islam Rahmatan lil 'Aalamiin.

Kenali tiap apa yang dikehendaki Allah dalam syariat kita.
Kenali secara global dan rinci dalam memahami hakikatnya.

Temui kembali guru2 agama kita, guru yang benar. Yang mengajarkan tanpa penyimpangan dari ilmu Sang Nabi. Guru yang benar dalam kata dan tindakan. Guru yang mengajar dengan cinta kepada sesama manusia. Dan bersabarlah dalam mengikuti tiap kajiannya.

Kemudian tebarlah cinta...

Lalu bersabarlah lagi dalam meneguhkan risalah Rahmah bagi sekalian alam.

Jakarta, 3 Syawal 1436H
-Abu Rayyan asy-Syadzali

*mari sebar pesan ini, hidupkan ‪#‎gerakanindonesiamengaji‬

INFO vs ILMU

Bismillahirrohmaanirrohiim.

Media tak akan bisa memuaskan rasa ingin tahu anda, hanya al-Qur'an sajalah yang akan bisa menjawab semua.

MASJID CINTA ANAK

Bismillahirrohmaanirrohiim

Beberapa hari lalu ayah saya yang kebetulan seorang Ketua RW dikagetkan oleh telepon jam 2 dinihari oleh salah satu Ketua RT-nya. Laporannya miris, seorang satpam di lingkungan kepalanya bocor karena dikepruk pakai batu. Dia sempat mengejar pelaku namun karena mukanya sudah ketutup oleh darah maka ia sudah tidak dapat melihat lagi dan menghentikan pengejaran.

Usut punya usut, dalam 1 hari tertangkap pelakunya. Yang mencengangkan, ternyata ia baru berusia 10 tahun. Subhanallah. Hanya beberapa tahun beda umurnya dengan anak saya, mungkin juga beda sedikit dengan anak anda semua.
Anak itu ternyata dilapori oleh kawan2nya, yang juga berumur sekitar 10an tahun yang marah karena diusir oleh satpam tersebut karena pacaran sampai larut malam di lapangan dekat pos satpam. Duh!

Entah mungkin di daerah tersebut anak itu dijago2kan, datanglah dia sendirian jam 2 dinihari, membawa batu, mengendap2, berniat, berencana, dan menunggu saat sang satpam lengah, lalu prakkk! Terjadilah cerita di atas.

Kenapa ini bisa terjadi???
Mengapa anak itu berani? Tega?
Mengapa anak seumur mereka sudah berani pacaran di tempat publik terbuka, sampai larut malam?

Kemana orangtuanya?
Kemana tetangganya?
Kemana para alim ulama?
Kemana pula diri kita??

Ternyata, kita harus jujur, bahwa kitalah yang awalnya telah membentuk pribadi mereka seperti itu.
Mereka kita bentak2, kita usir2 saat mereka di Masjid karena dianggap mengganggu. Duh!

Seharusnya landasan sikap kita adalah seperti adab pada sholat Jumat, janganlah kita melakukan perbuatan sia2 seperti berkata "ssstt".
Yang dilarang adalah kita, orang dewasa, yang sudah bisa memahami pesan Nabi SAW. Bahwa anak2 itu tetaplah anak2, mereka tidak bisa diikat dan disumpal mulutnya agar berhenti. Itu perbuatan sia2.
Itu karakter mereka.

Biarkan mereka nyaman bermain di Masjid. Karena minimal yang akan terekam dalam alam bawah sadar mereka adalah gambaran kita, yang dewasa, sedang sholat! Sehingga, gambaran tersebut bila sering terekam, maka akan mengkristal menjadi karakter mereka. Karakter anak yang cinta Masjid.
Pun jika terlalu berisik, nanti saat di rumah, kita bisa tanamkan nilai2 adab perilaku di Masjid kepada anak kita dengan nasihat yang amat lembut seperti dicontohkan Luqman al-Hakim dalam al-Qur'an. Jangan dihardik di muka umum. Itu akan membekas dalam jiwa mereka. Itu akan membuat mereka trauma datang ke Masjid.
Lalu, jika mereka tidak ke Masjid, maka jadilah mereka itu liar. Tergambarlah dalam angan mereka dunia luar yang buas, beringas, jauh dari nilai2 keagamaan. Dan itulah yang akan menjadi karakter mereka. Na'udzubillah min dzallik.

Wahai para orangtua, ramahlah terhadap anak2...ramahlah terhadap anak kita sendiri maupun anak2 yang lain. Mereka kelak akan besar. Jangan besarkan mereka di lingkungan buruk, lalu kita bertanya2 kenapa koq bisa buruk begitu ya.
Itu akibat kesalahan kita sendiri.

Contohlah Nabi Muhammad SAW, yang ketika Beliau meng-imami shahabat yang lain, ia tidak segera bangkit dari sujudnya karena cucunya sedang main sambil menaiki punggungnya. Ia tidak marah.
Perhatikan saat Beliau sedang ceramah Jumat lalu cucunya datang menghampiri Beliau, lalu Beliau turun sejenak untuk menggendong cucunya. Ia tidak marah.
Lalu jika kita marah. Tanya kembali, siapa Nabi kita?? Siapa panutan kita?? Apa itu sikap yang dicontohkan oleh Nabi Muhammad SAW??

Kalau kita tidak bisa khusyuk karena mereka, tanya kembali dimana kita letakkan hati kita saat sholat?? Karena para shahabat dahulu, saat mereka harus diamputasi, mereka minta dilakukan dalam keadaan mereka sedang sholat. Karena hanya pada saat itulah mereka tidak merasakan apa2. Itulah keadaan mereka yang hatinya sampai ke hadirat Allah saat sholat. Tidak terganggu, bahkan dalam kondisi fisik yang ekstrim.

Untuk itu, izinkanlah saya berpesan kepada diri saya sendiri:
Marilah, cintai mereka di rumah, cintai pula kehadiran mereka di Masjid.
Buatlah Masjid kita sebagai Masjid Cinta Anak.
Bentuk karakter generasi harapan bangsa sebagai karakter pecinta kebaikan, pecinta Masjid.
Agar tercipta kedamaian di muka bumi ini. InsyaAllah.

Jakarta, 15 Syawal 1436H
Al-Faqir ilallah, Abu Rayyan asy-Syadzali

MANUSIA RAHMAH #3

Bismillahirrohmaanirrohiim

Manusia Rahmah

Manusia rahmah tak akan mudah marah
Pada perbedaan, ia akan sikapi dengan penuh kecintaan
Pada setiap cobaan, ia sambut dengan penuh senyuman
Didadanya tersimpan sejuta kasih terhadap sesama
Dalam matanya, tiada yang bernyawa yang dianggap tidak berhak menerima cintanya

Manusia rahmah tidak serta merta menjadi ramah
Rahmah adalah tuntutan dari agama bagi hidupnya
Dan sebuah keniscayaan teladan dari Nabi-Nya
Manusia rahmah tutur katanya adem, lisannya gak pernah tajem
Ia sudah haramkan semua anggota tubuhnya dari membuat luka dan nestapa
Kehadirannya menjadi berkah bagi tetangga dan senyumnya pun senantiasa dinanti saudara
Semua manusia menerima manfaat, bahkan batu dan rerumputan pun selamat

Rahmah bukan berarti lemah
Saat dia marah, nasihatnya pun menjadi berkah
Diamnya adalah hikmah, geraknya penuh makrifah
Rahmah bukan jadi remah
Dengan kelembutan, dirinya menjadi pusat panutan
Pandangannya dijadikan pegangan
Dan pertimbangannya menjadi acuan
Ia hidup bagai cahaya ditengah2 manusia
Tak membuat resah jiwa2 yang berkeluh kesah
Dalam urusan yang dianggap susah, ia senantiasa mempermudah

Manusia rahmah bukan hanya sejarah
Ia bukan hidup dalam ranah falsafah ideologi dan imaji

Manusia rahmah adalah nyata dan dapat terdata
Manusia rahmah bisa juga anda, aku atau kita semua
Sifat rahmah adalah sifat alamiah
Pada setiap bayi yang tercipta, pasti tersemat rahmah dalam jiwanya
Hanya saja, kadar 'keinginan' dan rasa 'kebanggaan' kadang dapat menjadi sebuah sumbatan
Dan hawa nafsu telah terbukti menjadi penghalang bagi jiwa-jiwa yang tenang

Sifat rahmah adalah keharusan bagi sebuah keberlangsungan
Tanpanya, kehidupan akan penuh dengan permusuhan
Tanpanya....tidak akan ada kehidupan

Biarlah ini menjadi sebuah catatan
Menjadi tonggak untuk diperjuangkan
Bagi diri ini yang menginginkan perdamaian
Bagi diri ini yang merindukan persatuan

Jakarta, 19 Syawal 1436H
Abu Rayyan asy-Syadzali

MANUSIA RAHMAH #2

Lembut hati hasilkan banyak kesepakatan
Keras hati timbulkan banyak perselisihan

Lembut hati banyak mencintai dan dicintai
Keras hati senantiasa memusuhi dan merasa selalu dimusuhi

Lembut hati hadirkan kedamaian dan ketenangan
Keras hati melahirkan kekecewaan dan keresahan

Lembut hati memudahkan
Keras hati memberatkan

Lembut hati memaafkan
Keras hati menyimpan dendam

Lembut hati menghidupkan
Keras hati mematikan

Pilih mana?

JALAN BERAT DAN MENDAKI

Yang berjalan belum tentu sampai
Yang sampai belum tentu melihat
Yang melihat belum tentu menemui
Yang menemui belum tentu diajak bicara...
...
..
.
..
...masih teramat jauh langkah ini.
...sedang diri penuh hina dan nestapa.

MANUSIA RAHMAH #1

Bismillahirrohmaanirrohiim

Wujud Manusia Rahmah dalam al-Qur'an:

"Dan hamba-hamba Tuhan yang Maha Penyayang itu (ialah) orang-orang yang berjalan di atas bumi dengan rendah hati dan apabila orang-orang jahil menyapa mereka, mereka mengucapkan kata-kata (yang mengandung) keselamatan." (Al-Furqon:63)

KAU, DIA dan DOA

Yang keren adalah saat dia pikir kau tak peduli pada dirinya, namun secara bersamaan kau bersimpuh dengan khidmat berdoa dengan diam2 utknya.
Jossss....

Yang gak keren adalah saat kau pikir dia tak peduli pada dirimu, namun secara bersamaan dia bersimpuh dengan khidmat berdoa dengan diam2 utkmu.
Jlebbbb....

MERDEKAAAAA....!!!

Bismilahirohmanirohiim

Kemerdekaan adalah saat kau tak membutuhkan apapun untuk eksistensi dirimu.

Tak perlu membeli motor besar utk menutupi jiwa yang kerdil.
Tak perlu menyewa pengawalan agar ingin dianggap penting.
Tak perlu kasar terhadap yang lain demi mendapatkan penghormatan.
Tak perlu pergi secara beramai2 untuk menutupi rasa kesendirian.
Tak perlu ikut komunitas sana sini demi berpura2 memiliki teman setia.
Tak perlu mengekor sambil menjilat2 agar memiliki sandaran.

Kemerdekaan hakiki letaknya di sini, di dalam hati.
Ia tak butuh apapun, tak bergantung pada siapapun, tak terikat apapun, kecuali hanya kepada Allah Sang Pencipta dirinya.

Kemerdekaan hakiki hanya bisa diperoleh saat ia dapat memerdekaan hatinya dari semua belenggu keinginan jiwanya, dan menyerahkan sepenuhnya kepada pengaturan Tuhan Yang Maha Memerdekakan.

Semoga kita dapat merasakan kemerdekaan sesungguhnya.
Aamiin.

Jakarta, 03 Dzulqaidah 1436H (17 Agustus 1945)
-Abu Rayyan Asy-Syadzaliy

PEMAHAMAN BERAGAMA

Bismillahirrohmaanirrohiim

Saat pemahaman beragama masih sedikit, orang cenderung paranoid, apa2 dilarang, apa2 gak boleh...pdhl tiada dalil yang jelas2 melarangnya.

Nanti begitu pemahaman beragama makin dalam, orang makin lentur, mulai bisa menilai bahwa tidak semua hal dapat merusak esensi beragama.

Sama spt anak kecil yg dilarang2 ngapa2in, karena takut membahayakan dirinya. Namun begitu beranjak dewasa, ia akan dibiarkan karena mulai bisa menilai tingkat resiko dan mengatasi bahayanya.

Jakarta, 02 Dzulqaidah 1436H
-Abu Rayyan Asy-Syadzaliy

JAS MERAH (Jangan sekali2 melupakan sejarah)

Bismillahirrohmaanirrohiim

Al-Quran banyak sekali menceritakan sejarah.

Kenapa?
Karena di dalamnya banyak hikmah.
Karena sejarah akan berulang.
Karena Sang Penulis Skenario sejarah adalah Allah sendiri.

Dialah yang Maha Berkehendak, Maha Mengatur dan Maha Memastikan sedetail2nya tiap peristiwa, tiap peran, plot cerita, tiap dialog kalimat yang terucap, dan akhir dalam sejarah itu sendiri. Setiap manusia, akan diarahkan oleh Allah dengan berbagai cara untuk mengikuti perannya masing2 dan interaksinya dengan pemeran lainnya dalam satu frame yang Allah persiapkan.

Untuk apa?
Agar dijadikan petunjuk bagi kaum2 yg berpikir.
Agar di-tafakuri, saat ada kejadian yang mirip, pilihlah pilihan orang2 yang dimuliakan oleh Allah dalam sejarah tersebut.

Jauhi sifat dari pemeran2 antagonis dalam sejarah.
Dan ikuti semirip2nya sifat2 pemeran kebaikan dalam sejarah.

Bacalah...(iqro)
Dan belajarlah dari sejarah.

Jakarta, 03 Dzulqaidah 1436H
-Abu Rayyan Asy-Syadzaliy

Sabtu, 12 September 2015

Sifat Hati yang mudah berbolak balik

Bismillahirrohmaanirrohiim


Sungguh bahwa hati manusia mudah berbolak-balik.

Ada yang paginya dimenangkan oleh Allah melalui ketaatan, namun ia tutup malamnya dengan kelalaian.
Ada yang paginya tenggelam dalam maksiat, namun ia tutup malamnya dengan taubat.
Ada yang dalam satu hari berbolak-balik antara taat dan maksiat sampai berkali-kali, hingga tinggal Allah sajalah yang menentukan dalam akhir mana ia menutup harinya.

Saudaraku, bagi engkau yang sedang diberi nikmat dalam taat, bersyukurlah!
Dan yang terpenting, i'tikadkanlah dalam hatimu bahwa ketaatan tersebut adalah murni hadiah dari Allah. Agar jangan nafsumu menyelinap lalu mengklaim bahwa itu merupakan hasil usahamu.

Saat kau biarkan dia mengambil seporsi hak Allah tersebut, lahirlah dalam hatimu rasa ujub. Sebuah penyakit bangga diri yang teramat berbahaya.

Dengan ujub kau akan diberikan kemampuan penglihatan yang aneh, sebuah penglihatan azab. Dimana kau akan mudah mendeteksi dan melihat orang lain yang tidak melakukan amal ketaatan seperti diri anda, lalu mulai meremehkan. Dan setelah itu lahir lagilah penyakit baru, yaitu kibr. Kibr adalah merasa dirinya lebih baik dari orang lain, dimana cirinya adalah sulitnya menerima nasihat kebenaran dari orang lain.

Saat kibr tumbuh subur merebak di hatimu, saat itu juga hatimu akan membusuk kemudian mati. Dan saat hatimu mati, lisanmu akan keras dan penuh dengan permusuhan. Dan hilang sudah lah nilai Islam Rahmatan lil 'Alamiin dalam dirimu.

Kemudian jatuhlah hukuman dari Allah yaitu berupa pengusiran dari hadroh-Nya. Dan dibiarkannya anda mengamalkan ketaatan yang menipu diri sendiri. Ketaatan yang menjerumuskannya ke dalam neraka diakibatkan oleh kelalaiannya tersebut.

"Maka kecelakaanlah bagi orang-orang yang shalat, (yaitu) orang-orang yang lalai dari shalatnya." (Al-Maa'uun: 4-5)
Na'udzubillah min dzallik.

Saudaraku, kemudian pada saat anda sedang tergelincir dalam maksiat, segeralah bertaubat!
Tafakuri lewat pintu atau jalan mana engkau sampai berdosa. Jika Allah memberi anda taufik terhadap sumbernya, segeralah pangkas. Tutup semua akses, sarana, waktu, teman, alat, atau apapun yang mengakibatkan anda tergerak untuk mulai memasuki tangga-tangga kemaksiatan.

I'tikadkan dalam hati anda, bahwa dosa tersebut adalah berasal dari anda sendiri. Bersumber dari harmonisnya jiwa dan hawa nafsu anda dengan setan yang mengipasinya.

Jika taubat anda benar, perhatikanlah, pada saat yang sama Allah SWT akan menganugerahi anda dengan maqom ahsanul ubudiyah. Yaitu sebuah posisi yang paling mulia dari seorang hamba. Yaitu sebuah posisi nol, posisi tanpa modal, kondisi dzul (hina), inkisar (hancur), faqir (miskin) dan jahil (bodoh) di hadapan Allah SWT.

Dan ajaklah hati anda untuk bersama dengan jasad anda, menuju istiqomah dalam ibadahnya. jalan kembali kepada Allah SWT. Jalan yang baru, jalan yang telah diterangi oleh cahaya taubat. Sebuah cahaya yang akan membuat anda mendapatkan cinta-Nya, dan menaikkan derajat anda sampai ke derajat unus (akrab).

"Sesungguhnya Allah mencintai orang-orang yang bertaubat dan mencintai orang-orang yang mensucikan diri."
(QS. Al-Baqarah: 222)
Masya Allah...laa quwwata illa billah.

Kesimpulannya,
Saat hati anda sedang berada dalam ketaatan, bersyukurlah. Dan berhati-hatilah, karena ia memiliki potensi yang teramat berbahaya. Jagalah hati anda sungguh-sungguh, jangan sampai lahir sifat bangga dan sombong karena ketaatan tersebut.

Dan saat anda melakukan maksiat, bertaubatlah. Dan jagalah hati anda agar senantiasa istiqomah beribadah dengan adab yang sempurna. Jangan sampai berputus asa dari ampunan-Nya dan jangan sampai mengulangi lagi kemaksiatan tersebut hingga bisa mendatangkan murka-Nya.

يَا مُقَلِّبَ الْقُلُوبِ ثَبِّتْ قَلْبِي عَلَى دِينِكَ وَ عَلَى طَاعَتِكَ

"Wahai yang membolak-balikkan hati, tetapkanlah hatiku di atas agama-Mu dan di atas ketaatan kepada-Mu."

Aamiin.

Jakarta, 7 Dzulqaidah 1436H
-Abu Rayyan asy-Syadzaliy